Minggu, 19 Juni 2011

Tragedi Hilangnya Amelia Earhart dan Kontroversi Misteri Kematiannya



Salam hangat ya bro, kemaren ada sobat yang request mengenai tragedi hilangnya Amelia Earhart secara lengkap, wah gila juga nih pikir aku, kan kontroversi mengenai kehilangannya dibuat dalam berbagai macam cerita, Amerika aja sampai menghabiskan jutaan dolar buat nemuin tu orang, tapi yach demi sobat apalah artinya begadang hehe...jadi bro setelah melihat berbagai literatur dan yang pasti sumber utama wikipedia semoga artikel ini dapat sedikit mengobati rasa rindu penasaran anda ya bro, tentunya banyak kekurangan disana sini nggak papakan..seep, nah kalau begitu kita langsung aja ke TKP.

Amelia Mary Earhart anak perempuan dari Edwin dan Amy Earhart, adalah seorang pelopor penerbangan, penulis, dan pejuang hak wanita Aamerika Serikat. Earhart adalah wanita pertama yang menerima Distinguished Flying Cross

Ia mendapat penghargaan itu karena ia adalah wanita pertama yang terbang sendiri menyebrangi Samudera Atlantik. Ia juga membuat banyak rekor lainnya, menulis buku yang terjual paling banyak tentang pengalaman terbangnya, dan memiliki peran penting dalam pendirian Ninety Nine, organisasi pilot wanita.
 
Earhart hilang secara misterius di Samudera Pasifik di dekat pulau Howland dalam usaha untuk melakukan penerbangan keliling dunia tahun 1937. Ketertarikan mengenai hidup, karier, dan misteri hilangnya Earhart masih tetap berlanjut sampai sekarang.

Disinilah kisah berawal, dari keinginan Amelia Earhart yang akan pensiun pada tahun 1937, tetapi sebelum berhenti bekerja, dia memiliki satu permintaan. Yaitu terbang, mengelilingi dunia.

Amelia Earhart lepas landas dengan pesawatnya Lockheed L- 10E Electra, dari Miami dengan navigator Fred Noonan pada tanggal 1 Juni 1937. 
Setelah berhenti beberapa kali di Amerika Selatan, Afrika, India dan Asia Timur, mereka berakhir di Lae, New Guinea pada tanggal 29 Juni 1937. 

                                              Amelia Earhart dan Fred Noonan

Mereka telah menyelesaikan langkah baik perjalanan mereka - sekitar 22.000 mil (35.000km) jarak yang sudah ditempuh. Hanya 7.000 mil (11.000km) tersisa dari perjalanan yang akan menentukan bahwa mereka telah berhasil mengelilingi dunia dan sisa dari perjalanan tersebut akan melewati Samudera Pasifik


Ketika pada tanggal 2 Juli (tengah malam), pasangan itu menuju pulau Howland, pulau yang terletak di Samudera Pasifik, namun ternyata mereka telah mengalami sesuatu yang buruk yang merupakan awal dari tragedi ini.
Pemancar 50-watt transmitter yang digunakan oleh Earhart dipasang pada antena kurang-dari-jarak-terbaik tipe-V, sehingga menimbulkan kekacauan gelombang radio.

Transmisi suara terakhir dari Amelia Earhart yang dapat didengarkan sebagai berikut:

“Kami seharusnya tepat di atas anda, tetapi kami tidak dapat melihat anda -- dan bahan bakar hampir habis. Berulang-kali gagal menghubungi anda melalui radio, Kami terbang di ketinggian 1.000 kaki”.

“Kami berada pada garis 157 337. Kami akan mengulangi pesan ini. Kami akan mengulangi pesan ini pada 6210 kilohertz. Tunggu”.

“Kami menjalankan pada garis utara dan selatan”.

Melalui berbagai kesalah pahaman (detail dari kejadian ini masih kontroversial), kemunculan terakhir saat menuju pulau Howland menggunakan navigasi radio tidak berhasil.

                                                Earhart berada di kokpit Electra

Terdapat beberapa transmisi yang merupakan palsu, tetapi yang lainnya dipertimbangkan asli, karena masalah tersebut kapten kapal USS Colorado yang menerima sinyal tersebut berkata “Tidak ada kesangsian banyak stasiun memanggil pesawat Earhart dalam frekuensi pesawat, beberapa dengan suara dan lainnya dengan sinyal. Semuanya menambah kebingungan dari kebenaran laporan tersebut”.

Komunikasi terputus dan mereka menghilang. Upaya pencarian dilakukan satu jam setelah komunikasi terakhir Amelia. 

Jelasnya, sejak saat itu mereka tak pernah ditemukan lagi dan dinyatakan hilang, meskipun upaya pencarian besar yang melibatkan dana $ 4 juta, Angkatan Laut dan Penjaga Pantai. 

                                       Pesawat Lockheed L-10E Electra milik Amelia.

Upaya mereka mencakup pencarian dari Pulau Gardner (sekarang Nikumaroro) yang telah tidak berpenghuni selama lebih dari empat dekade. Sejak itu, beberapa artefak yang telah ditemukan pada Nikumaroro termasuk sepotong Plexiglass jelas dengan ketebalan yang tepat dan lengkungan sebagai jendela pesawat Electra dan sebuah sepatu berukuran sembilan yang tampak seperti sepatu Amelia.
Namun begitu selama beberapa dasawarsa sejak hilangnya Earhart telah banyak desas-desus dan kabar yang beredar (dan seringkali diterbitkan) tentang apa yang mungkin telah terjadi pada diri Earhart dan Noonan.

Beberapa Teori Sekitar Kehilangannya Ternyata Cukup Menarik

Teori jatuh dan tenggelam
Banyak peneliti yang percaya bahwa Electra kehabisan bahan bakar dan menyebabkan Earhart dan Noonan mendarat di atas air. 



Ahli navigasi dan teknisi aeronautika Elgen Long beserta istrinya Marie K. Long telah mencurahkan selama 35 tahun riset yang mendalam terhadap teori “jatuh dan tenggelam”, yang merupakan penjelasan yang saat ini paling diterima mengenai kehilangan tersebut.

Hipotesis pulau Gardner
Segera setelah hilangnya Earhart dan Noonan, angkatan laut Amerika Serikat, Paul Mantz dan ibu dari Earhart (yang meyakinkan Putnam untuk melaksanakan pencarian di kepulauan Gardner) semuanya mengungkapkan kepercayaan mereka bahwa penerbangan Earhart berakhir di kepulauan Phoenix (sekarang bagian dari Kiribati), sekitar 550 kilometer tenggara dari pulau Howland.

Hipotesis pulau Gardner dikatakan sebagai "penjelasan yang paling diterima" untuk teori hilangnya Earhart. "Grup Internasional Penyelamatan Pesawat Historis" (TIGHAR) memberi kesan bahwa Earhart dan Noonan mungkin terbang tanpa transmisi radio, lebih lanjut untuk dua setengah jam sepanjang garis posisi yang dicatat Earhart dalam transmisi terakhirnya yang diterima di Howland, tiba di pulau Gardner yang kala itu tidak berpenghuni (sekarang Nikumaroro) yang berada di kepulauan Phoenix, mereka mendarat di dataran karang luas dekat bangkai kapal barang besar dan tewas.

Mata-mata untuk FDR
Banyak orang berpikir dia mungkin mata-mata untuk FDR dan Jepang mungkin ada hubungannya dengan kepergiannya. Sebagai contoh, pada tahun 1966, koresponden CBS menerbitkan sebuah buku yang mengatakan Amelia dan Fred ditangkap dan dieksekusi ketika mereka jatuh di Pulau Saipan. buku lain yang diterbitkan termasuk pernyataan seorang putri dari seorang perwira Jepang yang mengklaim ayahnya telah mengeksekusi Amelia sendiri. 

Rumor Tokyo Rose

                               Amelia Earhart dan suaminya, George P. Putnam

Sebuah desas-desus yang lain mengatakan bahwa Earhart telah dipaksa membuat siaran propaganda radio seperti yang dialami oleh banyak perempuan yang dikenal sebagai Tokyo Rose. Menurut sejumlah biografi Earhart, George Putnam menginvestigasi desas-desus ini secara pribadi, namun setelah mendengarkan banyak rekaman-rekaman dari sejumlah orang yang disebut Tokyo Rose, ia tidak mampu mengenali suara Earhart di antaranya.

Teori Rabaul
David Billings, seorang pembuat pesawat Australia, menegaskan sebuah peta dan memberi kesan tempat jatuhnya pesawat Earhart berada 40 mil barat daya dari Rabaul. Billings mengspekulasikan Earhart berputar kembali dari Howland dan mencoba untuk mencapai Rabaul untuk mengisi bahan bakar. Namun faktanya pencarian di lapangan tidak berhasil.

Diculik BETA


Nah ini yang cukup menghebohkan beberapa orang menyalahkan Benda Terbang Aneh (BETA) sebagai penyebab hilangnya Amelia Earhart. Tetapi tidak ada bukti yang mendukung pendapat-pendapat ini, yang kesemuanya telah ditolak oleh para sejarawan yang serius.

Menyamar Sebagai Identitas Lain

                                                        Irene Craigmile Bolam

Seorang penulis Joe Klaas dalam bukunya buku Amelia Earhart Lives (1970) bahkan mengklaim bahwa sebenarnya Amelia menyelesaikan penerbangan, dan Amelia Earhart diduga selamat pada saat penerbangan keliling dunia tahun 1937 untuk kembali ke Amerika Serikat dan memulai hidup di bawah nama samaran - Irene Craigmile Bolam.


Irene Craigmile Bolam yang menjadi bankir di New York selama tahun 1940, menolak pernyataan bahwa ia adalah Earhart dan melakukan penuntutan perkara, meminta $1.5 juta dan membuat sebuah pernyataan tertulis yang sah dan ia menyangkal klaim tersebut. 

Penerbit buku Amelia Earhart Lives, McGraw-Hill, menarik buku dari pasar segera setelah dirilisnya dan pengadilan mengindikasi bahwa mereka melakukan penyelesaian dengan Irene Craigmile Bolam di luar pengadilan.
 
Kembali kita ke penyelidikan tentang hilangnya pesawat Electra yang diterbangkan dari Miami oleh pilot Amelia Earhart dengan navigator Fred Noonan dan ditemukannya artefak-artefak yang mendukung riset dalam usaha pencarian itu. Tapi benarkah semua bukti tersebut?

Benarkah Tulang Ruas Jari Amelia Earhart Telah Di Temukan?


Awalnya, tulang yang ditemukan di pulau bernama Nikumaroro itu dianggap sebagai tulang penyu. "Sirip penyu memiliki tulang seperti ruas jari," kata Ric Gillespie, direktur eksekutif TIGHAR (The International Group For Historic Aircraft Recovery) yang sudah lama menyelidiki kematian Earhart. Tapi Tom King, arkeolog yang membuat katalog tulang penyu, meragukan status tulang tersebut.

King menjelaskan kalau sisa-sisa penyu yang ditemukan di daerah itu hanya ada bagian karapas dan plastron (cangkang dan dada). "Tidak ada bagian tubuh. Bagaimana bisa ada ruas jari di pulau itu," kata Gillespie.
Investigasi TIGHAR ini akan bertentangan dengan asumsi kalau pesawat Earhart yang bernama "Electra" jatuh di laut karena kehabisan bahan bakar pada 2 Juli 1937.

Setelah 22 tahun penelitian dan 10 ekspedisi, bukti-bukti yang TIGHAR peroleh mengarah kalau nikumaroro merupakan tempat meninggalnya Earhart dan navigatornya, Fred Nourem. Mereka mendarat di pulau tak berpenghuni tersebut dan meninggal di sana. Beberapa artifak yang berhasil diangkat mendukung hal itu. Beberapa tanda yang menarik adalah adanya sisa kebakaran kecil di dekat tulang burung dan tulang ikan, tempurung besar diletakkan terlentang yang sepertinya dipakai untuk menampung air hujan, cermin kecil yang sudah rusak, dan botol dengan alas yang sudah meleleh.

Untuk memastikan statusnya, tulang tersebut akan menjalani pengujian di Molecular Science Laboratories di Oklahoma University di Norman.

Bukti Otentik Amelia Earhart di Temukan?

Petunjuk-petunjuk baru dalam misteri hilangnya penerbang wanita pertama Amelia Earhart muncul berdasarkan penelitian di kawasan pulau Pasifik Selatan.


Tiga potongan dari pisau kantong dan bagian-bagian dari apa yang mungkin bisa disebut wadah kaca kosmetik menambahkan bukti bahwa Earhart dan navigatornya Fred Noonan mendarat dan akhirnya meninggal sebagai orang terdampar di Nikumaroro, sebuah pulau tropis tak berpenghuni di baratdaya Pasifik republik Kiribati. Pulau itu berada sekitar 300 mil di tenggara Pulau Howland yang merupakan tujuan mereka waktu itu.

"Obyek-obyek ini potensial untuk menghasilkan DNA, secara spesifik apa yang dikenal sebagai 'touch DNA'," Ric Gillespie, direktur eksekutif The International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR), mengatakan pada Discovery News dalam sebuah interview lewat email dari Nikumaroro.

Gillespie dan timnya akan mencari di pulau kecil itu sampai 14 Juni 2010 demi bukti bahwa pesawat bermesin kembar Earhart, "Electra", tidak jatuh di lautan dan tenggelam, sebagaimana yang diasumsikan setelah pencarian besar-besaran yang sia-sia yang mengikuti hilangnya sang aviatrix pada 2 Juli 1937 silam.

Tinggi, ramping, pirang dan berani, Earhart terbang melewati Samudera Pasifik dalam usaha mencetak rekor untuk terbang mengelilingi dunia pada garis equator. Dalam transmisi radio terakhirnya Earhart melaporkan bahwa pesawatnya kehabisan bahan bakar.

Menurut Gillespie, kemajuan terkini dalam mengekstrak DNA dari benda-benda yang disentuh bisa membantu mengungkapkan misteri penerbangan yang kronis ini.

"Jika DNA dari obyek-obyek yang ditemukan itu cocok sampel refrensi Earhart yang saat ini berada di lab DNA tempat kami mengerjakannya, kita akan mendapatkan apa yang paling orang mungkin pertimbangkan sebagai bukti konklusif bahwa Amelia Earhart menghabiskan hari-hari terakhirnya di Nikumaroro," ujar Gillespie.

Penggalian yang sedang berlanjut berfokus pada kawasan tenggara pulau, di sebuah area yang disebut Seven Site. Dirimbuni oleh semak Scaevola frutescens, situs ini dikenal sebagai tempat dimana sebagian kerangka dari seorang yang terdampar yang ditemukan pada tahun 1940.

Laporan forensik menyebutkan itu adalah milik seorang wanita kulit putih Eropa utara, tinggi sekitar 5 kali 7 inci, tinggi yang cocok dengan Amelia Earhart. Sayangnya tulang-tulang itu hilang.

Gillespie percaya bahwa banyak tulang-tulang yang mungkin diambil oleh kepiting kenari, mengesankan sebuah akhir yang mengenaskan dari Earhart. bagaimanapun, bagian-bagian dari kerangka itu yang tidak ditemukan pada 1940 mungkin masih ada disana, tersebar diantara semak.

Para peneliti juga menemukan pola bekas api dan akan menggali area tersebut, sementara anggota tim lain mengeksplorasi lereng karang barat, sebuah landasan koral di ujung barat pulau itu.

Menggunakan Remote Operated Vehicle (ROV), mereka berencana untuk melakukan pencarian bawah laut untuk menemukan puing-puing "Electra" milik Earhart.

Menurut para peneliti, alam yang curam dari lereng karang itu membuatnya mungkin bagi puing-puing jatuh mungkin sejauh 1,000 kaki di dalam laut.

Thomas Crouch, Kurator Senior dari Museum Dirgantara Nasional Amerika Serikat pernah menyatakan bahwa Elektra milik Earhart/Noonan "jatuh dari ketinggian 18.000 kaki" yang mungkin menghasilkan sebaran artefak yang dapat menandingi penemuan-penemuan Titanic, seraya menambahkan "...misteri ini adalah bagian dari apa yang membuat kita terus tertarik. Dalam hal ini, kita terus mengingatnya (Earhart), karena ia adalah orang hilang favorit kita”.


Hilangnya Amelia Earhart masih menjadi misteri dan menarik perhatian banyak orang dari klaim lainnya atas penerbangan terakhirnya. Beberapa teori konsprasi telah banyak diketahui dalam budaya populer. 

Apakah ini Legenda, cerita atau hanya klaim tanpa dukungan?

Bagaimana menurut anda bro? 

Apa kesimpulan yang mungkin mendekati hasil akhir dari pencarian tragedi Amelia Earhart?

Sumber: wikipedia, therewillbeposts

Jumat, 17 Juni 2011

Misteri Manusia Serigala (Werewolf), Apa Faktor Yang Menyebabkannya?



Hai bro jumpa lagi ya, nah sekarang topik kita beralih kemakhluk jadi-jadian dan sejenisnya, bagaimana kita melihat transfigurasi seorang manusia menjadi manusia serigala/werewolf dan kenapa mereka sampai mengalaminya, apakah disengaja atau tidak, disini kita akan coba menelaahnya,  bukan begitu bro..seep, sekarang sebelum ada yang berubah wujud baiknya kita langsung aja ke artikelnya, okey bro. cekidot.

Kisah binatang jadi-jadian yang banyak terdengar dalam budaya masyarakat kita, ternyata juga terdapat di belahan lain bumi. Bahkan ada seorang tokoh dunia terkenal disebut pula sebagai salah satu pengidapnya. Benarkah makhluk demikian ada, bagaimana pula muasal kelahirannya?
 
Walaupun kedengarannya seperti sebuah kisah dalam film Holywood, namun, kisah mengenai manusia yang dapat berubah menjadi serigala dapat ditemukan di banyak negara di dunia.
Bahkan, kisah mengenai makhluk yang biasa dikenal dengan nama Werewolf atau Lycan ini bisa ditemukan di catatan-catatan Yunani kuno.

Begitu beragamnya manusia jadi-jadian di bumi ini. Mulai dari manusia harimau atau manusia beruang di kawasan Asia, manusia hyena yang hidup di Afrika, manusia anjing di hutan coyote dan diburu di Amerika Tengah, sedangkan manusia kadal terlihat berkeliaran di Selandia baru. 

Sama halnya dengan mitos babi ngepet atau leak dalam sebagian masyarakat kita, hingga orang Barat yang memfiksikannya dalam film semisal An American Werewolf in London (1981) dan Wolf (1994) yang diperani Jack Nicholson.
Ternyata semua binatang jadi-jadian itu memiliki karakter serupa. Misalnya, perubahan di malam hari, menularkan kemampuan berubah bentuk melalui tetesan darah dalam gigitan, luka yang terjadi dalam bentuk binatang juga muncul dalam wujud manusia, atau binatang jadi-jadian yang mati untuk segera kembali berubah jadi manusia.

Benarkah Manusia Serigala Akibat Dari kutukan?

Herodotus, sejarawan Yunani dari abad V SM, mengatakan pada kurang lebih  2.400 tahun lalu, bahwa penduduk di daerah yang sekarang bernama Lithuania dan Polandia, mengaku berubah menjadi manusia serigala selama beberapa hari dalam setahun.


Masa itu manusia serigala adalah manusia dengan dorongan kuat memangsa manusia lainnya. Melalui sihir mereka berubah menjadi serigala hitam untuk memudahkan mewujudkan niatnya. Sekali berubah, menurut kepercayaan lama, akan terus menyimpan kekuatan dan kelicikan serigala.

Baru di abad 1 SM Virgil sebagai penulis Latin yang pertama kali menyebut-nyebut soal takhayul ini, kemudian diikuti oleh Propertius, Servius, dan Petronius. Petronius yang kepala urusan hiburan zaman pemerintahan Kaisar Nero (54 – 68) bertutur tentang manusia serigala dalam bentuk sastra roman Satyricon. Dengan bumbu terang bulan, pekuburan, dan luka abadi setelah kembali jadi manusia, membuat roman itu sebagai bacaan hiburan.

Namun ada juga sebagian tradisi Roma dan Yunani menganggap manusia berubah jadi serigala sebagai hukuman dewa, karena ia telah mempersembahkan korban berupa manusia, seperti yang dikatakan Pliny seorang sejarawan masa itu (61 – 113).

Meski pada abad XVIII kisah tentang manusia serigala tidak lagi diterbitkan, bukan berarti orang berkurang minat terhadap manusia serigala. Justru kepercayaan itu demikian bertambah kuat, bahkan sering diterima sebagai kebenaran, bukan lagi sebuah fiksi.

Bagaimanakah Karakteristik Manusia Serigala?

Menurut legenda, pada saat bulan purnama, seorang manusia, dalam kondisi tertentu akan berubah menjadi serigala. Tubuhnya akan menjadi tinggi dan kuat. Matanya bersinar terang seperti hewan pada umumnya dan alisnya yang lebat akan bertemu di tengah. Mulutnya terlihat selalu kering, seperti orang yang kehausan.

Kulitnya kasar dan ditumbuhi bulu yang lebat. Telinganya berubah menjadi lancip seperti anjing dengan gelambir yang menggantung di lehernya. Bedanya dengan serigala asli,  manusia serigala tidak memiliki ekor.

Salah satu metode untuk mengidentifikasi manusia serigala/werewolf dalam rupanya sebagai manusia adalah dengan melukai tubuhnya. Jika ia adalah manusia serigala, maka di bagian tubuh yang terluka akan terlihat adanya bulu seperti serigala.

Cara lainnya, menurut legenda Rusia, seorang manusia serigala/werewolf dapat dikenali dengan adanya bulu di bawah lidahnya.

Walaupun dalam film-film Holywood disebutkan kalau manusia serigala/werewolf bisa dibunuh dengan peluru perak, karakteristik ini tidak bisa ditemukan di dalam legenda.

Bagaimana cara berubah menjadi Manusia Serigala/Werewolf
  
Di Italia, Perancis dan Jerman, disebutkan kalau seseorang dapat berubah menjadi manusia serigala/werewolf dengan cara tidur di luar rumah pada saat bulan purnama musim semi yang jatuh pada hari rabu atau jumat tertentu.


Lalu, ada juga yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi manusia serigala/werewolf karena digigit oleh werewolf lain. Ini membuatnya menjadi sama seperti legenda Vampire. Ada lagi yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi manusia serigala/werewolf karena dikutuk.

Tetapi, kebanyakan legenda percaya kalau transfigurasi seorang manusia menjadi werewolf terutama diakibatkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas satanic atau sihir.

Pandangan ini meluas pada abad pertengahan di Eropa yang diiringi dengan perburuan manusia serigala/werewolf, vampire dan penyihir. Di Perancis sendiri, antara tahun 1520 hingga tahun 1630, ada sekitar 30.000 orang yang ditangkap karena dianggap sebagai manusia serigala/werewolf. Kebanyakan dari tersangka ini kemudian menjalani penyiksaan dan interogasi yang keji hingga tewas.

Walaupun sering dianggap sebagai aktifitas satanic, ada sebuah kisah yang cukup membingungkan.

Pada tahun 1692, seorang pria berusia 80 tahun yang bernama Thiess dari Livonia memberikan kesaksian di bawah sumpah kalau ia dan beberapa teman lainnya adalah werewolf yang disebutnya sebagai "Anjing pemburu Tuhan".

Ia mengklaim kalau mereka adalah perajurit yang diutus Tuhan untuk memburu para penyembah setan dan para penyihir. Thiess juga mengatakan kalau kelompok werewolf seperti dia juga terdapat di Rusia dan Jerman.
Kesaksian Thiess dianggap sebagai penghujatan terhadap Tuhan dan ia dihukum 10 kali cambukan karenanya

Menurut kepercayaan lama ada tiga macam manusia serigala. 

Pertama, yang memperolah kemampuan itu melalui keturunan. Konon, kutukan terhadap nenek moyang menjadikan setiap keturunannya menjadi manusia serigala.
Kedua, orang yang dengan sukarela jadi manusia serigala dengan alasan dan tujuan jahat.
Sedangkan yang terakhir adalah manusia serigala berhati lembut dan baik. Kondisinya yang tidak lazim, malah membuatnya merasa malu.


Sebenarnya, transformasi sering dilakukan oleh dukun-dukun suku tertentu dengan tujuan baik untuk mengatasi masalah di kelompoknya. Saat langka makanan, misalnya, si dukun bisa saja berubah wujud menjadi binatang jadi-jadian serupa makhluk yang akan diburu, supaya lebih mudah melacak buruan itu.
Ada juga yang tidak berubah wujud tetapi meminjam tubuh binatang untuk memata-matai, menyantet, atau sekadar untuk menakut-nakuti musuh.

Penjelasan Alternatif Tentang Manusia Serigala

Sepertinya sulit mengabaikan keberadaan makhluk ini. Jika manusia serigala hanyalah sebuah cerita rakyat, dongeng atau rekaan Holywood, mengapa kisah penampakan makhluk ini bisa tersebar ke seluruh dunia sejak ribuan tahun yang lalu?

Dan jika kisah werewolf baru muncul beberapa puluh tahun belakangan, mungkin kita bisa berargumen kalau televisi dan media yang telah menyebarkannya. Tetapi, sepertinya setiap wilayah di dunia, punya kisah manusia serigala/werewolfnya masing-masing.

Jadi, apakah makhluk yang disebut manusia serigala/werewolf benar-benar ada?
Sebelum masuk ke situ, mungkin ada baiknya kita melihat beberapa teori alternatif yang berusaha menjelaskan mengenai makhluk ini.

Teori alternatif ini dibuat berdasarkan premis kalau tidak ada manusia yang bisa berubah menjadi serigala. Yang ada adalah salah interpretasi atau cerita hiperbolik yang diceritakan secara turun-temurun.
Ini adalah beberapa diantaranya:

Kanibalisme Manusia Berjubah kulit serigala

Kasus manusia serigala yang mencolok terjadi di Prancis, awal abad XVII. Adalah Jean Grenier (13) yang merasa yakin dirinya manusia serigala. Di pengadilan Bordeaux, Grenier mengaku, 2 tahun sebelumnya membuat perjanjian dengan setan di hutan. Dengan kulit serigala yang menurut pengakuannya pemberian setan, tiap malam ia bisa berkeliaran sebagai serigala, namun di siang hari kembali ke bentuk manusia. Ia telah membunuh dan memangsa beberapa anak kecil yang sendirian di ladang, juga menculik bayi yang ditinggal di rumah.


Sejauh menyangkut perilaku kanibalisme, penyelidikan menunjukkan kebenaran pengakuannya. Namun dari sudut kedokteran, remaja ini digolongkan penderita lycanthropy. Kelainan jiwa ini menyebabkannya berkhayal tubuhnya berubah bentuk menjadi hewan. Namun karena menilik usianya yang masih belia, Grenier cuma dihukum kurungan seumur hidup di Biara Fransiskan, Bordeaux.

Perubahan Grenier dengan menyamar di bawah kulit serigala serupa dengan cara transformasi manusia beruang di Skandinavia yang menggunakan kulit beruang. Selain kulit binatang, konon ada alat lain, yaitu korset. Ada yang terbuat dari kulit asli binatang, ada yang dari kulit manusia yang dihukum gantung. Dua alat itu banyak dipakai di Prancis, Jerman, Skandinavia, dan beberapa negara Eropa Timur. “Benda sakti” lainnya adalah salep khusus berisi ramuan dari kelompok tanaman “solanaceae” yang membangkitkan halusinasi.

Selain itu ada lagi alat dan cara untuk bertransformasi yang berupa jimat, ramuan, dan mantera pemujaan pada iblis. Khusus pemakaian jimat, justru orang di sekitar si pemakai yang terpengaruh seakan-akan melihat manusia serigala, padahal si pelaku tidak berubah. Di luar saat bulan purnama, perubahan sering terjadi spontan dan lepas dari kendali pelakunya.

Penampilan si pelaku yang menakutkan, tindak kejahatannya yang mengerikan, dan terutama karena kengerian terhadap kekuatan setan, membuat manusia serigala jadi obyek yang harus diburu dan dimusnahkan. Penghukuman terhadap mereka terjadi di hampir sepanjang sejarah di Eropa. Malah pelaku kejahatan apa pun dengan mudahnya dapat dijuluki manusia serigala.

Pembunuhan massal sering disebut akibat kejahatan manusia serigala. Seperti yang menimpa Peter Stubbe di tahun 1590 (ada yang menyebut Peter Stump di tahun 1589) dari Bedburg, dekat Cologne. Ia dituduh sebagai serigala yang kanibal setidaknya pada dua pria, dua wanita hamil, dan tiga belas kanak-kanak, dan inses dengan adik perempuannya.

Hukuman yang diterimanya luar biasa. Setelah dicabik-cabik dengan penjepit, dilindas roda, dipancung, akhirnya tubuh tanpa kepala itu dibakar. Hukuman bakar hidup-hidup ternyata juga diberlakukan untuk gundik dan anak perempuannya.

Di Prancis dan Jerman, manusia serigala biasanya memang dibakar atau digantung. Seperti yang terjadi terhadap lebih dari 200 laki-laki dan perempuan Pirenea (antara Prancis dan Spanyol) di seputar abad XVI, karena diduga manusia serigala/werewolf.

Menurut Elton B. McNeil dalam The Psychoses (1970), demam berburu manusia serigala bisa disamakan dengan perburuan terhadap penyihir. Secara kejiwaan mereka yakin, orang akan diberkati bila ia mampu menangkap pelayan atau sekutu iblis.
Tak heran, saat itu di Prancis banyak ditemukan manusia serigala kagetan. Dalam satu periode – antara 1520 – 1630 – di Prancis tercatat 30.000 kasus manusia serigala.

Ada beberapa patokan untuk menentukan apakah seekor serigala jadi-jadian atau tidak. Konon, manusia serigala akan mempertahankan suara dan mata manusianya. Sedangkan menurut suku Indian, yang berubah jadi serigala hanya bagian kepala, tangan, dan kaki.

Dalam ujud manusia, ada beberapa ciri khas yang membedakannya dengan manusia biasa. Dua ujung alisnya saling bertemu di tengah, jari-jari tangannya yang panjang agak kemerahan, dengan jari tengah yang sangat panjang. Selain telinganya agak ke bawah dan sedikit ke belakang, tangan dan kakinya cenderung berbulu lebat.


Rasa takut terhadap manusia serigala lebih mudah dipahami dengan mengetahui alasan takut terhadap serigala. Sebelum abad XX di Eropa dan Asia Utara, serigala dianggap binatang paling cerdik yang berbahaya bagi manusia dan ternak. Apalagi bila serigala itu gila. Cukup sekali gigit korbannya bisa tewas mengerikan. Sampai-sampai ada institusi pemerintah Prancis yang khusus mengontrol serigala, paling tidak sejak pemerintahan Charlemagne (768 – 814), hingga abad ini.

Di Eropa pada abad pertengahan, serigala terkadang digantung bersebelahan dengan pelaku kejahatan di tiang gantungan, sebagai simbol ditaklukkannya kejahatan. Serigala pernah jadi masalah serius Irlandia abad XVII, sehingga sepotong kepala serigala sama nilai hadiahnya dengan kepala pemberontak.

Manusia Serigala Hanyalah halusinasi?

Ada pendapat, manusia serigala timbul akibat halusinasi. Antara lain, pengaruh racun ergot yang dihasilkan oleh jamur “Claviceps purpurea” pada gandum. Ergot mengandung bahan serupa materi mentah untuk membuat LSD.

Halusinasi akibat ergot banyak terjadi di Eropa pada abad pertengahan. Itu tak lain karena masyarakat kebanyakan hanya bisa mengkonsumsi biji gandum yang terkontaminasi, sementara gandum bersih disimpan hanya untuk bangsawan. Maka, tanpa pengalaman atau ilmu sihir, bila memakan biji-bijian itu orang bisa merasa jadi katak atau serigala.

Satu kisah tragis terjadi tahun 1951 di Pont St Esprit di Rhone Valley, dengan korban keracunan ergot +300 orang. Lima orang mati, sedangkan kebanyakan cacat seumur hidup. Mereka yang cacat mengaku, telah mengalami halusinasi mengerikan. Ada pria yang merasa seolah-olah otaknya dilahap segerombolan ular merah. Ada pula yang sanggup membebaskan diri dari jaket pengikat orang gila sampai 7x, namun rontok giginya karena menggigit putus tali pengikat dari kulit yang membelenggunya, dan yang tidak kalah unik mereka mampu membengkokkan dua batang teralis besi di jendela rumah sakit! Alasannya, pria itu merasa dikejar-kejar harimau.

Pendapat lain menduga manusia serigala adalah akibat persepsi keliru terhadap penyakit keturunan congenital porphyria. Menurut dr. Lee Illis dari Guy Hospital, London, pengidapnya amat tak tahan terhadap cahaya (karena itu mereka hanya bisa keluar malam hari), giginya berwarna merah atau coklat kemerahan, dan menunjukkan gejala gangguan jiwa (dari histeris ringan hingga depresi maniak). Akibat borok pada luka lambat laun mengubah bentuk tangan mereka menjadi serupa cakar.


Namun, pendapat ini disanggah cendekiawan Almotarus, yang menjelaskan manusia serigala dalam bentuk manusia memiliki ciri khusus berupa mata cekung dan kering, serta kulit pucat. Selain itu luka pada kulit penderita jauh berbeda dengan kulit serigala.

Roh jahat dalam perjalanan astral yang merasuki Manusia Serigala

Pemahaman terhadap manusia serigala memasuki era baru menyusul keputusan terhadap Jean Grenier. Hakim-hakim di masa itu tidak mungkin lagi mengabaikan “koor” pendapat para dokter, yang yakin manusia serigala sebenarnya adalah penderita berbagai jenis dan tingkatan gangguan jiwa. Meski dokter Alfonso Ponce de Santa dari Spanyol masih menyebutnya sebagai gejala kemurungan jiwa akibat cairan tertentu yang dihasilkan empedu, yang diduganya telah menyerang otak.

Maka untuk memudahkan dibedakanlah antara makhluk mitos manusia serigala dan penderita kejiwaan (lycanthrope).
Lycanthropy berakar dari kata Yunani lycos artinya serigala dan anthropos atau manusia. Meski ada yang menyebut secara berbeda. Robert Burton dalam buku pengobatan klasik The Anatomy of Melancholy (1621) misalnya, menggunakan istilah kegilaan terhadap serigala.


Mula-mula lycanthrope dipakai untuk menggambarkan fenomena kuno berupa kemampuan orang bermetamorfosis jadi binatang. Namun lama-lama istilah itu diaplikasikan khusus untuk orang yang di alam subnormal yakin mampu berubah bentuk. Keyakinan itu dikuatkan dengan dorongan bersikap sadis dan obsesi terhadap darah dan daging yang terus bertahan dari waktu ke waktu di berbagai tempat – bahkan di negara beradab. Selera terhadap daging manusia itulah yang mengubah manusia menjadi monster. Namun secara nyata penderita lycanthrope tidak pernah berubah bentuk, suara, dan perilaku menjadi serigala.

Mengenai penampilannya yang tetap manusia, pada abad XV – XVI penderita lycanthrope berkilah, bahwa bulu-bulu mereka tumbuh di bawah kulit. Seperti yang terjadi di Padua, Spanyol, tahun 1541, ketika seorang petani dengan keji membunuh dan mengoyak-ngoyak tubuh beberapa orang korbannya. Saat tertangkap, ia mengaku sebagai serigala meski secara fisik tidak berujud binatang. Itu tak lain karena bulu-bulunya tersembunyi di bawah, bukan di atas, kulit. Untuk membuktikan ucapannya, penduduk segera memotong lengan dan kakinya. Alhasil, kekecewaan yang didapat, karena yang ada cuma darah, otot, dan tulang biasa.

Malah dalam buku klasik tentang sadisme, masokisme, dan lycanthropy Man into Wolf, antropolog Inggris Dr. Robert Eisler menyebut kemungkinan Adolf Hitler sebagai penderita lycanthropy. Ia merujuk pada kesaksian bagaimana sang Fuhrer memiliki kebiasaan menggigit karpet saat mengamuk.

Sedangkan manusia serigala/werewolf adalah orang yang dengan kekuatan sihir atau mantera khusus dipercaya mampu mengubah diri menjadi serigala. Ia benar-benar serupa serigala baik keganasan, kekuatan, kelicikan, dan kecepatan larinya. Ia bisa bertahan dalam kondisi itu selama beberapa jam saja atau bahkan permanen.

Pendapat yang menguatkan keberadaan manusia serigala didukung oleh spiritualis Rose Gladden dengan dasar pemikiran perjalanan astral. “Katakanlah ada orang yang pada dasarnya jahat, suka dengan hal-hal yang mengerikan. Saat ia melakukan perjalanan astral, roh jahat yang banyak berkeliaran bebas di udara akan menangkap, mengubahnya menjadi serigala atau binatang lainnya, dan memanfaatkannya untuk tujuan keji.”

Mungkinkah Faktor Penyebab Utama Karena Dorongan bebas nilai?
 
Lain lagi pendapat paranormal terkemuka Prancis pada abad XIX Eliphas Levi, bahwa proses transformasi itu adalah suatu manifestasi simpati manusia terhadap naluri kebinatangannya. Menurutnya, manusia serigala tidak lebih dari tubuh nonfisik dan naluri ganas berbentuk serigala.

Senada dengan itu, John Godwin, penulis Unsolved: The World of the Unknown, lebih menyoroti dorongan dalam diri manusia. Jujur saja, sebenarnya manusia memiliki sifat buruk serupa serigala yang selama ini ditekan untuk tidak muncul. “Dengan berubah, mereka bebas dari wujud fisik manusianya yang mengalangi mewujudkan dorongan dan keinginan kuat tanpa perlu merasa bersalah atau takut. Dalam wujud binatang, tidak ada lagi tabu yang harus dijaga. Karena binatang memang tidak mengenal tabu.”


Sedangkan James VI dari Skotlandia dalam Daemonologie (1597), melihat penyebabnya adalah segunung masalah yang dihadapi manusia mulai dari bencana alam dan cuaca buruk, gagal panen, serangan hama, dan kejahatan yang meningkat. Semua itu perlu seseorang atau sesuatu untuk disalahkan. Gampangnya, serigala dijadikan kambing hitam. Selain itu adalah ketidaksiapan penduduk untuk melepaskan kepercayaan atas makhluk sejenis itu membuat manusia serigala terus eksis dalam waktu lama.

Richard Carrington, penulis Mermaids and Mastodon menyamakan alasan di balik kepercayaan akan manusia serigala dengan kepercayaan primitif, bahwa monster sebenarnya bentuk yang diciptakan manusia sendiri, untuk mengkompensasikan posisinya sendiri yang demikian kecil di alam semesta.

Saat peradaban makin maju, mitos binatang menakutkan pun lenyap. Contohnya, suku Indian Sioux di Dakota Utara, AS, yang dulu percaya akan adanya binatang pemangsa manusia. Tapi, keturunannya di abad ini melupakan mitos itu. Menurut mereka, takhayul itu lahir akibat rasa takut terhadap mastodon yang berkeliaran di dataran Dakota.


Jadi apakah makhluk ini berasal dari aktivitas sihir?

Ataukah makhluk ini seekor cryptid yang belum dikenal?

Namun, pertanyaan terpentingnya adalah, apakah manusia bisa berubah menjadi hewan?

Jika semua teori di atas tidak bisa menjelaskannya, maka saya rasa, jawaban paling "masuk akal" adalah: Manusia Serigala/Werewolf memang ada dan ya, manusia bisa mengalami transfigurasi menjadi hewan dengan melakukan sihir tertentu.

Tapi, jika kalian tidak mempercayai adanya sihir yang bisa menyebabkan seorang manusia mengalami transfigurasi menjadi hewan, maka saya tidak punya teori lagi untuk dikemukakan.

Karena itu pendapat mengenai manusia serigala/werewolf hanya takhayul belum mencapai kata putus. Jika benar itu sekadar ciptaan manusia, mengapa kisah itu bertahan sekian lama? Apa pula yang membuat sejarawan/ilmuwan demikian getol berkutat memecahkannya?

Bagaimana bro, kalian percaya dengan keberadaan Manusia Serigala atau Werewolf?

Rabu, 15 Juni 2011

Banshee – Sosok Wanita Misterius Pembawa Pesan Kematian



Ketemu lagi ya bro, kali ini kita nggak membahas tentang time traveller, nggak papakan yang pasti biar nggak bosan maksudnya. Nah sekarang bagaimana kalau saya menulis artikel tentang sosok roh-roh misterius yang katanya sih suka banget bernyanyi, kalian penasaran? Kalau begitu baiklah kita langsung aja ya.


Banshee dalam dunia modern sering hadir dengan sosok menyeramkan seperti roh gentayangan dan hantu ganas lainnya.Penggambaran yang begitu menyeramkan dan spooky ini ternyata disebabkan oleh legenda dari negara Irlandia atau Skotlandia yang menyebutkan para Banshee berasal dari roh wanita yang gentayangan karena dibunuh, atau wanita yang meninggal saat melahirkan kalau diibaratkan seperti kuntilanak jika di Indonesia.Tapi penggambaran ini sangat bertolak belakang dengan sejarah mengenai peran mereka yang sebetulnya jauh dari sifat sadis. 

Kata Banshee sendiri disinyalir berasal dari bahasa Irlandia yaitu “bean sidhe” atau bean si,yang mempunyai arti "wanita dari dunia peri". Sedangkan dalam bahasa Scottish Gaelic,Banshee memiliki artian sebagai people of peace atau "orang-orang yang membawa kedamaian"

Dalam mitologi Irlandia, Banshee dikenal sebagai roh wanita yang menandakan bahwa kematian sudah dekat. Oleh karena itu makhluk tersebut juga terkenal dengan julukan pengantar pesan kematian. 

Beberapa theolopist dan penganut Celtic Christians bahkan percaya bahwa sosok Banshee adalah para “malaikat” yang jatuh dan terjebak di bumi. Tetapi yang menyebabkan Banshee dimunculkan sebagai sosok yang menakutkan mungkin ada kaitannya dengan perannya sebagai “dewi kematian’

Banyak ragam cerita yang memaparkan cara Banshee memberitakan kematian. Contoh yang paling sederhana adalah jika sesosok Banshee muncul di sebuah rumah seseorang maka salah seorang anggota keluarga di rumah tersebut diyakini akan meninggal dunia. Namun ada juga kepercayaan bahwa para Banshee memberi pertanda kematian dengan menyanyikan lagu berisi lirik-lirik kematian sendu pada keluarga tersebut, entah dinyanyikan oleh dia sendiri atau merasuk anggota keluarga berjenis kelamin wanita. 
Makhluk ini dipercaya memiliki kaitan erat dengan beberapa keluarga bangsawan Irlandia seperti O’Gradys, O’Neills, O’Briens, O’Connors serta Kavanagh. Jika ada anggota keluarga tersebut yang pergi jauh untuk suatu tugas atau berperang lalu meninggal, maka Banshee tersebut bakal memberitahu anggota keluarganya dengan menyanyikan lagu duka disekitar rumah. 


Biasanya mereka bernyanyi tepat pada saat orang itu meninggal, bahkan sebelum berita kematian dibuat dan disampaikan pihak berwenang. Jika sekelompok Banshee muncul secara bersamaan maka hal itu menandakan orang yang meninggal adalah pahlawan hebat atau orang suci. 

Uniknya nyanyian Banshee bakal berbeda-beda tergantung dari hubungan sang Banshee dengan orang yang meninggal atau keluarganya. 

Bila memiliki hubungan baik maka ia menyanyikan lagu bernada lembut untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. 
Tapi jika tidak menyukai keluarga atau orang yang meninggal tersebut, nyanyiannya (meski tetap sendu) terdengar bernada keras dan menyeramkan. Bahkan konon sang Banshee akan mengabarkan kematian orang yang tidak disukainya lewat jeritan yang mengerikan!! 

Ada juga kisah yang menyebutkan bahwa apabila seseorang meninggal akibat perang atau pertumpahan darah, selain menyanyi lagu maka Banshee akan muncul di sungai terdekat rumah anggota keluarga dari orang yang meninggal sambil mencuci jubah atau bajunya yang berlumuran darah. Menurut legendanya, apabila kita berpapasan dengan Banshee yang sedang membasuh baju kemudian menyapanya dengan sangat ramah maka kita akan mendapatkan kepercayaan mereka. 

Dengan begitu maka ia bakal memberitahu nama anggota keluarga yang akan meninggal nanti, maupun mengabulkan satu permohonan kita. Namun tidak mudah menyenangkan para Banshee karena mereka hanya menyukai orang-orang pintar, khususnya yang piawai dalam bermusik dan berpuisi. 

Terdapat beberapa versi cerita mengenai penampakan Banshee; kadang ia menampakan diri sebagai seorang wanita tua namun tidak jarang ia juga menjelma sebagai seorang wanita cantik. Biasanya ia muncul dengan mengenakan pakaian putih atau abu-abu dengan rambut yang panjang dan indah. Dalam berbagai mitos dijelaskan bahwa para Banshee sangat menyukai rambut mereka yang indah dan rajin menyisir rambutnya dengan sisir perak yang indah. 

Dalam dongeng tradisional Irlandia dipaparkan bahwa jika kita menemukan sisir yang nampak mahal dan indah tergelatak di jalan maupun di Ireland, kita dianjurkan untuk tidak boleh menyentuhnya apalagi untuk mengambilnya.
Pasalnya sisir yang tergeletak tersebut dipercaya disimpan secara sengaja oleh mereka, dan orang yang mengambilnya bakal dijahili atau diganggu terus oleh para Banshee. Meski tidak disebutkan bahwa gangguan mereka dapat berakibat fatal namun mereka bisa menyesatkan kita sehingga tidak dapat menemukan jalan untuk pulang. 


Sebagai bukti Banshee bukanlah sekedar isapan jepol atau imajinasi orang-orang Irlandia, sampai saat ini masyarakat Irlandia memiliki beberapa tempat khusus yang dipercaya sebagai tempat tinggal para Banshee. Misalnya sebuah kuil yang terletak di istana Dunluce yang dipercaya menjadi tempat tinggal Banshee yang terikat dengan keluarga O’Donnels. 

Keluarga O’Neills bahkan punya nama untuk Banshee mereka yaitu Maeveen. Ketika ada keluarga O’Neills yang meninggal, dikabarkan bahwa Maeveen akan muncul di kastil O’Neill dengan wujud seorang wanita tua dengan gaun putih yang sangat panjang. Bukti penampakkan Banshee tercatat di Dublin pada tanggal 6 Agustus 1801, ketika Lord Rossmore sebagai pimpinan pasukan militer Inggris di Irlandia meninggal. 

Sahabatnya yaitu Sir Jonah Barrington terbangun karena mendengar nyanyian yang berasal dari luar jendela. Setengah jam kemudian ia kembali mendengarkan suara lembut yang menyebut nama Rossmore sebanyak tiga kali,dan tepat pada saat itulah Lord Rossmore meninggal!! 


Karena peristiwa itu Sir Jonah Baringgton menyatakan bahwa kejadian tersebut sebagai pengalaman yang mengerikan dalam hidupnya. Dan untuk para staff di kediaman Rossmore, kejadian tersebut adalah bukti keberadaan Banshee.

Bagaimana bro, pengen dinyanyiin Banshee?

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons