Tampilkan postingan dengan label Legenda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Legenda. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Juni 2011

Misteri Manusia Serigala (Werewolf), Apa Faktor Yang Menyebabkannya?



Hai bro jumpa lagi ya, nah sekarang topik kita beralih kemakhluk jadi-jadian dan sejenisnya, bagaimana kita melihat transfigurasi seorang manusia menjadi manusia serigala/werewolf dan kenapa mereka sampai mengalaminya, apakah disengaja atau tidak, disini kita akan coba menelaahnya,  bukan begitu bro..seep, sekarang sebelum ada yang berubah wujud baiknya kita langsung aja ke artikelnya, okey bro. cekidot.

Kisah binatang jadi-jadian yang banyak terdengar dalam budaya masyarakat kita, ternyata juga terdapat di belahan lain bumi. Bahkan ada seorang tokoh dunia terkenal disebut pula sebagai salah satu pengidapnya. Benarkah makhluk demikian ada, bagaimana pula muasal kelahirannya?
 
Walaupun kedengarannya seperti sebuah kisah dalam film Holywood, namun, kisah mengenai manusia yang dapat berubah menjadi serigala dapat ditemukan di banyak negara di dunia.
Bahkan, kisah mengenai makhluk yang biasa dikenal dengan nama Werewolf atau Lycan ini bisa ditemukan di catatan-catatan Yunani kuno.

Begitu beragamnya manusia jadi-jadian di bumi ini. Mulai dari manusia harimau atau manusia beruang di kawasan Asia, manusia hyena yang hidup di Afrika, manusia anjing di hutan coyote dan diburu di Amerika Tengah, sedangkan manusia kadal terlihat berkeliaran di Selandia baru. 

Sama halnya dengan mitos babi ngepet atau leak dalam sebagian masyarakat kita, hingga orang Barat yang memfiksikannya dalam film semisal An American Werewolf in London (1981) dan Wolf (1994) yang diperani Jack Nicholson.
Ternyata semua binatang jadi-jadian itu memiliki karakter serupa. Misalnya, perubahan di malam hari, menularkan kemampuan berubah bentuk melalui tetesan darah dalam gigitan, luka yang terjadi dalam bentuk binatang juga muncul dalam wujud manusia, atau binatang jadi-jadian yang mati untuk segera kembali berubah jadi manusia.

Benarkah Manusia Serigala Akibat Dari kutukan?

Herodotus, sejarawan Yunani dari abad V SM, mengatakan pada kurang lebih  2.400 tahun lalu, bahwa penduduk di daerah yang sekarang bernama Lithuania dan Polandia, mengaku berubah menjadi manusia serigala selama beberapa hari dalam setahun.


Masa itu manusia serigala adalah manusia dengan dorongan kuat memangsa manusia lainnya. Melalui sihir mereka berubah menjadi serigala hitam untuk memudahkan mewujudkan niatnya. Sekali berubah, menurut kepercayaan lama, akan terus menyimpan kekuatan dan kelicikan serigala.

Baru di abad 1 SM Virgil sebagai penulis Latin yang pertama kali menyebut-nyebut soal takhayul ini, kemudian diikuti oleh Propertius, Servius, dan Petronius. Petronius yang kepala urusan hiburan zaman pemerintahan Kaisar Nero (54 – 68) bertutur tentang manusia serigala dalam bentuk sastra roman Satyricon. Dengan bumbu terang bulan, pekuburan, dan luka abadi setelah kembali jadi manusia, membuat roman itu sebagai bacaan hiburan.

Namun ada juga sebagian tradisi Roma dan Yunani menganggap manusia berubah jadi serigala sebagai hukuman dewa, karena ia telah mempersembahkan korban berupa manusia, seperti yang dikatakan Pliny seorang sejarawan masa itu (61 – 113).

Meski pada abad XVIII kisah tentang manusia serigala tidak lagi diterbitkan, bukan berarti orang berkurang minat terhadap manusia serigala. Justru kepercayaan itu demikian bertambah kuat, bahkan sering diterima sebagai kebenaran, bukan lagi sebuah fiksi.

Bagaimanakah Karakteristik Manusia Serigala?

Menurut legenda, pada saat bulan purnama, seorang manusia, dalam kondisi tertentu akan berubah menjadi serigala. Tubuhnya akan menjadi tinggi dan kuat. Matanya bersinar terang seperti hewan pada umumnya dan alisnya yang lebat akan bertemu di tengah. Mulutnya terlihat selalu kering, seperti orang yang kehausan.

Kulitnya kasar dan ditumbuhi bulu yang lebat. Telinganya berubah menjadi lancip seperti anjing dengan gelambir yang menggantung di lehernya. Bedanya dengan serigala asli,  manusia serigala tidak memiliki ekor.

Salah satu metode untuk mengidentifikasi manusia serigala/werewolf dalam rupanya sebagai manusia adalah dengan melukai tubuhnya. Jika ia adalah manusia serigala, maka di bagian tubuh yang terluka akan terlihat adanya bulu seperti serigala.

Cara lainnya, menurut legenda Rusia, seorang manusia serigala/werewolf dapat dikenali dengan adanya bulu di bawah lidahnya.

Walaupun dalam film-film Holywood disebutkan kalau manusia serigala/werewolf bisa dibunuh dengan peluru perak, karakteristik ini tidak bisa ditemukan di dalam legenda.

Bagaimana cara berubah menjadi Manusia Serigala/Werewolf
  
Di Italia, Perancis dan Jerman, disebutkan kalau seseorang dapat berubah menjadi manusia serigala/werewolf dengan cara tidur di luar rumah pada saat bulan purnama musim semi yang jatuh pada hari rabu atau jumat tertentu.


Lalu, ada juga yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi manusia serigala/werewolf karena digigit oleh werewolf lain. Ini membuatnya menjadi sama seperti legenda Vampire. Ada lagi yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi manusia serigala/werewolf karena dikutuk.

Tetapi, kebanyakan legenda percaya kalau transfigurasi seorang manusia menjadi werewolf terutama diakibatkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas satanic atau sihir.

Pandangan ini meluas pada abad pertengahan di Eropa yang diiringi dengan perburuan manusia serigala/werewolf, vampire dan penyihir. Di Perancis sendiri, antara tahun 1520 hingga tahun 1630, ada sekitar 30.000 orang yang ditangkap karena dianggap sebagai manusia serigala/werewolf. Kebanyakan dari tersangka ini kemudian menjalani penyiksaan dan interogasi yang keji hingga tewas.

Walaupun sering dianggap sebagai aktifitas satanic, ada sebuah kisah yang cukup membingungkan.

Pada tahun 1692, seorang pria berusia 80 tahun yang bernama Thiess dari Livonia memberikan kesaksian di bawah sumpah kalau ia dan beberapa teman lainnya adalah werewolf yang disebutnya sebagai "Anjing pemburu Tuhan".

Ia mengklaim kalau mereka adalah perajurit yang diutus Tuhan untuk memburu para penyembah setan dan para penyihir. Thiess juga mengatakan kalau kelompok werewolf seperti dia juga terdapat di Rusia dan Jerman.
Kesaksian Thiess dianggap sebagai penghujatan terhadap Tuhan dan ia dihukum 10 kali cambukan karenanya

Menurut kepercayaan lama ada tiga macam manusia serigala. 

Pertama, yang memperolah kemampuan itu melalui keturunan. Konon, kutukan terhadap nenek moyang menjadikan setiap keturunannya menjadi manusia serigala.
Kedua, orang yang dengan sukarela jadi manusia serigala dengan alasan dan tujuan jahat.
Sedangkan yang terakhir adalah manusia serigala berhati lembut dan baik. Kondisinya yang tidak lazim, malah membuatnya merasa malu.


Sebenarnya, transformasi sering dilakukan oleh dukun-dukun suku tertentu dengan tujuan baik untuk mengatasi masalah di kelompoknya. Saat langka makanan, misalnya, si dukun bisa saja berubah wujud menjadi binatang jadi-jadian serupa makhluk yang akan diburu, supaya lebih mudah melacak buruan itu.
Ada juga yang tidak berubah wujud tetapi meminjam tubuh binatang untuk memata-matai, menyantet, atau sekadar untuk menakut-nakuti musuh.

Penjelasan Alternatif Tentang Manusia Serigala

Sepertinya sulit mengabaikan keberadaan makhluk ini. Jika manusia serigala hanyalah sebuah cerita rakyat, dongeng atau rekaan Holywood, mengapa kisah penampakan makhluk ini bisa tersebar ke seluruh dunia sejak ribuan tahun yang lalu?

Dan jika kisah werewolf baru muncul beberapa puluh tahun belakangan, mungkin kita bisa berargumen kalau televisi dan media yang telah menyebarkannya. Tetapi, sepertinya setiap wilayah di dunia, punya kisah manusia serigala/werewolfnya masing-masing.

Jadi, apakah makhluk yang disebut manusia serigala/werewolf benar-benar ada?
Sebelum masuk ke situ, mungkin ada baiknya kita melihat beberapa teori alternatif yang berusaha menjelaskan mengenai makhluk ini.

Teori alternatif ini dibuat berdasarkan premis kalau tidak ada manusia yang bisa berubah menjadi serigala. Yang ada adalah salah interpretasi atau cerita hiperbolik yang diceritakan secara turun-temurun.
Ini adalah beberapa diantaranya:

Kanibalisme Manusia Berjubah kulit serigala

Kasus manusia serigala yang mencolok terjadi di Prancis, awal abad XVII. Adalah Jean Grenier (13) yang merasa yakin dirinya manusia serigala. Di pengadilan Bordeaux, Grenier mengaku, 2 tahun sebelumnya membuat perjanjian dengan setan di hutan. Dengan kulit serigala yang menurut pengakuannya pemberian setan, tiap malam ia bisa berkeliaran sebagai serigala, namun di siang hari kembali ke bentuk manusia. Ia telah membunuh dan memangsa beberapa anak kecil yang sendirian di ladang, juga menculik bayi yang ditinggal di rumah.


Sejauh menyangkut perilaku kanibalisme, penyelidikan menunjukkan kebenaran pengakuannya. Namun dari sudut kedokteran, remaja ini digolongkan penderita lycanthropy. Kelainan jiwa ini menyebabkannya berkhayal tubuhnya berubah bentuk menjadi hewan. Namun karena menilik usianya yang masih belia, Grenier cuma dihukum kurungan seumur hidup di Biara Fransiskan, Bordeaux.

Perubahan Grenier dengan menyamar di bawah kulit serigala serupa dengan cara transformasi manusia beruang di Skandinavia yang menggunakan kulit beruang. Selain kulit binatang, konon ada alat lain, yaitu korset. Ada yang terbuat dari kulit asli binatang, ada yang dari kulit manusia yang dihukum gantung. Dua alat itu banyak dipakai di Prancis, Jerman, Skandinavia, dan beberapa negara Eropa Timur. “Benda sakti” lainnya adalah salep khusus berisi ramuan dari kelompok tanaman “solanaceae” yang membangkitkan halusinasi.

Selain itu ada lagi alat dan cara untuk bertransformasi yang berupa jimat, ramuan, dan mantera pemujaan pada iblis. Khusus pemakaian jimat, justru orang di sekitar si pemakai yang terpengaruh seakan-akan melihat manusia serigala, padahal si pelaku tidak berubah. Di luar saat bulan purnama, perubahan sering terjadi spontan dan lepas dari kendali pelakunya.

Penampilan si pelaku yang menakutkan, tindak kejahatannya yang mengerikan, dan terutama karena kengerian terhadap kekuatan setan, membuat manusia serigala jadi obyek yang harus diburu dan dimusnahkan. Penghukuman terhadap mereka terjadi di hampir sepanjang sejarah di Eropa. Malah pelaku kejahatan apa pun dengan mudahnya dapat dijuluki manusia serigala.

Pembunuhan massal sering disebut akibat kejahatan manusia serigala. Seperti yang menimpa Peter Stubbe di tahun 1590 (ada yang menyebut Peter Stump di tahun 1589) dari Bedburg, dekat Cologne. Ia dituduh sebagai serigala yang kanibal setidaknya pada dua pria, dua wanita hamil, dan tiga belas kanak-kanak, dan inses dengan adik perempuannya.

Hukuman yang diterimanya luar biasa. Setelah dicabik-cabik dengan penjepit, dilindas roda, dipancung, akhirnya tubuh tanpa kepala itu dibakar. Hukuman bakar hidup-hidup ternyata juga diberlakukan untuk gundik dan anak perempuannya.

Di Prancis dan Jerman, manusia serigala biasanya memang dibakar atau digantung. Seperti yang terjadi terhadap lebih dari 200 laki-laki dan perempuan Pirenea (antara Prancis dan Spanyol) di seputar abad XVI, karena diduga manusia serigala/werewolf.

Menurut Elton B. McNeil dalam The Psychoses (1970), demam berburu manusia serigala bisa disamakan dengan perburuan terhadap penyihir. Secara kejiwaan mereka yakin, orang akan diberkati bila ia mampu menangkap pelayan atau sekutu iblis.
Tak heran, saat itu di Prancis banyak ditemukan manusia serigala kagetan. Dalam satu periode – antara 1520 – 1630 – di Prancis tercatat 30.000 kasus manusia serigala.

Ada beberapa patokan untuk menentukan apakah seekor serigala jadi-jadian atau tidak. Konon, manusia serigala akan mempertahankan suara dan mata manusianya. Sedangkan menurut suku Indian, yang berubah jadi serigala hanya bagian kepala, tangan, dan kaki.

Dalam ujud manusia, ada beberapa ciri khas yang membedakannya dengan manusia biasa. Dua ujung alisnya saling bertemu di tengah, jari-jari tangannya yang panjang agak kemerahan, dengan jari tengah yang sangat panjang. Selain telinganya agak ke bawah dan sedikit ke belakang, tangan dan kakinya cenderung berbulu lebat.


Rasa takut terhadap manusia serigala lebih mudah dipahami dengan mengetahui alasan takut terhadap serigala. Sebelum abad XX di Eropa dan Asia Utara, serigala dianggap binatang paling cerdik yang berbahaya bagi manusia dan ternak. Apalagi bila serigala itu gila. Cukup sekali gigit korbannya bisa tewas mengerikan. Sampai-sampai ada institusi pemerintah Prancis yang khusus mengontrol serigala, paling tidak sejak pemerintahan Charlemagne (768 – 814), hingga abad ini.

Di Eropa pada abad pertengahan, serigala terkadang digantung bersebelahan dengan pelaku kejahatan di tiang gantungan, sebagai simbol ditaklukkannya kejahatan. Serigala pernah jadi masalah serius Irlandia abad XVII, sehingga sepotong kepala serigala sama nilai hadiahnya dengan kepala pemberontak.

Manusia Serigala Hanyalah halusinasi?

Ada pendapat, manusia serigala timbul akibat halusinasi. Antara lain, pengaruh racun ergot yang dihasilkan oleh jamur “Claviceps purpurea” pada gandum. Ergot mengandung bahan serupa materi mentah untuk membuat LSD.

Halusinasi akibat ergot banyak terjadi di Eropa pada abad pertengahan. Itu tak lain karena masyarakat kebanyakan hanya bisa mengkonsumsi biji gandum yang terkontaminasi, sementara gandum bersih disimpan hanya untuk bangsawan. Maka, tanpa pengalaman atau ilmu sihir, bila memakan biji-bijian itu orang bisa merasa jadi katak atau serigala.

Satu kisah tragis terjadi tahun 1951 di Pont St Esprit di Rhone Valley, dengan korban keracunan ergot +300 orang. Lima orang mati, sedangkan kebanyakan cacat seumur hidup. Mereka yang cacat mengaku, telah mengalami halusinasi mengerikan. Ada pria yang merasa seolah-olah otaknya dilahap segerombolan ular merah. Ada pula yang sanggup membebaskan diri dari jaket pengikat orang gila sampai 7x, namun rontok giginya karena menggigit putus tali pengikat dari kulit yang membelenggunya, dan yang tidak kalah unik mereka mampu membengkokkan dua batang teralis besi di jendela rumah sakit! Alasannya, pria itu merasa dikejar-kejar harimau.

Pendapat lain menduga manusia serigala adalah akibat persepsi keliru terhadap penyakit keturunan congenital porphyria. Menurut dr. Lee Illis dari Guy Hospital, London, pengidapnya amat tak tahan terhadap cahaya (karena itu mereka hanya bisa keluar malam hari), giginya berwarna merah atau coklat kemerahan, dan menunjukkan gejala gangguan jiwa (dari histeris ringan hingga depresi maniak). Akibat borok pada luka lambat laun mengubah bentuk tangan mereka menjadi serupa cakar.


Namun, pendapat ini disanggah cendekiawan Almotarus, yang menjelaskan manusia serigala dalam bentuk manusia memiliki ciri khusus berupa mata cekung dan kering, serta kulit pucat. Selain itu luka pada kulit penderita jauh berbeda dengan kulit serigala.

Roh jahat dalam perjalanan astral yang merasuki Manusia Serigala

Pemahaman terhadap manusia serigala memasuki era baru menyusul keputusan terhadap Jean Grenier. Hakim-hakim di masa itu tidak mungkin lagi mengabaikan “koor” pendapat para dokter, yang yakin manusia serigala sebenarnya adalah penderita berbagai jenis dan tingkatan gangguan jiwa. Meski dokter Alfonso Ponce de Santa dari Spanyol masih menyebutnya sebagai gejala kemurungan jiwa akibat cairan tertentu yang dihasilkan empedu, yang diduganya telah menyerang otak.

Maka untuk memudahkan dibedakanlah antara makhluk mitos manusia serigala dan penderita kejiwaan (lycanthrope).
Lycanthropy berakar dari kata Yunani lycos artinya serigala dan anthropos atau manusia. Meski ada yang menyebut secara berbeda. Robert Burton dalam buku pengobatan klasik The Anatomy of Melancholy (1621) misalnya, menggunakan istilah kegilaan terhadap serigala.


Mula-mula lycanthrope dipakai untuk menggambarkan fenomena kuno berupa kemampuan orang bermetamorfosis jadi binatang. Namun lama-lama istilah itu diaplikasikan khusus untuk orang yang di alam subnormal yakin mampu berubah bentuk. Keyakinan itu dikuatkan dengan dorongan bersikap sadis dan obsesi terhadap darah dan daging yang terus bertahan dari waktu ke waktu di berbagai tempat – bahkan di negara beradab. Selera terhadap daging manusia itulah yang mengubah manusia menjadi monster. Namun secara nyata penderita lycanthrope tidak pernah berubah bentuk, suara, dan perilaku menjadi serigala.

Mengenai penampilannya yang tetap manusia, pada abad XV – XVI penderita lycanthrope berkilah, bahwa bulu-bulu mereka tumbuh di bawah kulit. Seperti yang terjadi di Padua, Spanyol, tahun 1541, ketika seorang petani dengan keji membunuh dan mengoyak-ngoyak tubuh beberapa orang korbannya. Saat tertangkap, ia mengaku sebagai serigala meski secara fisik tidak berujud binatang. Itu tak lain karena bulu-bulunya tersembunyi di bawah, bukan di atas, kulit. Untuk membuktikan ucapannya, penduduk segera memotong lengan dan kakinya. Alhasil, kekecewaan yang didapat, karena yang ada cuma darah, otot, dan tulang biasa.

Malah dalam buku klasik tentang sadisme, masokisme, dan lycanthropy Man into Wolf, antropolog Inggris Dr. Robert Eisler menyebut kemungkinan Adolf Hitler sebagai penderita lycanthropy. Ia merujuk pada kesaksian bagaimana sang Fuhrer memiliki kebiasaan menggigit karpet saat mengamuk.

Sedangkan manusia serigala/werewolf adalah orang yang dengan kekuatan sihir atau mantera khusus dipercaya mampu mengubah diri menjadi serigala. Ia benar-benar serupa serigala baik keganasan, kekuatan, kelicikan, dan kecepatan larinya. Ia bisa bertahan dalam kondisi itu selama beberapa jam saja atau bahkan permanen.

Pendapat yang menguatkan keberadaan manusia serigala didukung oleh spiritualis Rose Gladden dengan dasar pemikiran perjalanan astral. “Katakanlah ada orang yang pada dasarnya jahat, suka dengan hal-hal yang mengerikan. Saat ia melakukan perjalanan astral, roh jahat yang banyak berkeliaran bebas di udara akan menangkap, mengubahnya menjadi serigala atau binatang lainnya, dan memanfaatkannya untuk tujuan keji.”

Mungkinkah Faktor Penyebab Utama Karena Dorongan bebas nilai?
 
Lain lagi pendapat paranormal terkemuka Prancis pada abad XIX Eliphas Levi, bahwa proses transformasi itu adalah suatu manifestasi simpati manusia terhadap naluri kebinatangannya. Menurutnya, manusia serigala tidak lebih dari tubuh nonfisik dan naluri ganas berbentuk serigala.

Senada dengan itu, John Godwin, penulis Unsolved: The World of the Unknown, lebih menyoroti dorongan dalam diri manusia. Jujur saja, sebenarnya manusia memiliki sifat buruk serupa serigala yang selama ini ditekan untuk tidak muncul. “Dengan berubah, mereka bebas dari wujud fisik manusianya yang mengalangi mewujudkan dorongan dan keinginan kuat tanpa perlu merasa bersalah atau takut. Dalam wujud binatang, tidak ada lagi tabu yang harus dijaga. Karena binatang memang tidak mengenal tabu.”


Sedangkan James VI dari Skotlandia dalam Daemonologie (1597), melihat penyebabnya adalah segunung masalah yang dihadapi manusia mulai dari bencana alam dan cuaca buruk, gagal panen, serangan hama, dan kejahatan yang meningkat. Semua itu perlu seseorang atau sesuatu untuk disalahkan. Gampangnya, serigala dijadikan kambing hitam. Selain itu adalah ketidaksiapan penduduk untuk melepaskan kepercayaan atas makhluk sejenis itu membuat manusia serigala terus eksis dalam waktu lama.

Richard Carrington, penulis Mermaids and Mastodon menyamakan alasan di balik kepercayaan akan manusia serigala dengan kepercayaan primitif, bahwa monster sebenarnya bentuk yang diciptakan manusia sendiri, untuk mengkompensasikan posisinya sendiri yang demikian kecil di alam semesta.

Saat peradaban makin maju, mitos binatang menakutkan pun lenyap. Contohnya, suku Indian Sioux di Dakota Utara, AS, yang dulu percaya akan adanya binatang pemangsa manusia. Tapi, keturunannya di abad ini melupakan mitos itu. Menurut mereka, takhayul itu lahir akibat rasa takut terhadap mastodon yang berkeliaran di dataran Dakota.


Jadi apakah makhluk ini berasal dari aktivitas sihir?

Ataukah makhluk ini seekor cryptid yang belum dikenal?

Namun, pertanyaan terpentingnya adalah, apakah manusia bisa berubah menjadi hewan?

Jika semua teori di atas tidak bisa menjelaskannya, maka saya rasa, jawaban paling "masuk akal" adalah: Manusia Serigala/Werewolf memang ada dan ya, manusia bisa mengalami transfigurasi menjadi hewan dengan melakukan sihir tertentu.

Tapi, jika kalian tidak mempercayai adanya sihir yang bisa menyebabkan seorang manusia mengalami transfigurasi menjadi hewan, maka saya tidak punya teori lagi untuk dikemukakan.

Karena itu pendapat mengenai manusia serigala/werewolf hanya takhayul belum mencapai kata putus. Jika benar itu sekadar ciptaan manusia, mengapa kisah itu bertahan sekian lama? Apa pula yang membuat sejarawan/ilmuwan demikian getol berkutat memecahkannya?

Bagaimana bro, kalian percaya dengan keberadaan Manusia Serigala atau Werewolf?

Rabu, 15 Juni 2011

Banshee – Sosok Wanita Misterius Pembawa Pesan Kematian



Ketemu lagi ya bro, kali ini kita nggak membahas tentang time traveller, nggak papakan yang pasti biar nggak bosan maksudnya. Nah sekarang bagaimana kalau saya menulis artikel tentang sosok roh-roh misterius yang katanya sih suka banget bernyanyi, kalian penasaran? Kalau begitu baiklah kita langsung aja ya.


Banshee dalam dunia modern sering hadir dengan sosok menyeramkan seperti roh gentayangan dan hantu ganas lainnya.Penggambaran yang begitu menyeramkan dan spooky ini ternyata disebabkan oleh legenda dari negara Irlandia atau Skotlandia yang menyebutkan para Banshee berasal dari roh wanita yang gentayangan karena dibunuh, atau wanita yang meninggal saat melahirkan kalau diibaratkan seperti kuntilanak jika di Indonesia.Tapi penggambaran ini sangat bertolak belakang dengan sejarah mengenai peran mereka yang sebetulnya jauh dari sifat sadis. 

Kata Banshee sendiri disinyalir berasal dari bahasa Irlandia yaitu “bean sidhe” atau bean si,yang mempunyai arti "wanita dari dunia peri". Sedangkan dalam bahasa Scottish Gaelic,Banshee memiliki artian sebagai people of peace atau "orang-orang yang membawa kedamaian"

Dalam mitologi Irlandia, Banshee dikenal sebagai roh wanita yang menandakan bahwa kematian sudah dekat. Oleh karena itu makhluk tersebut juga terkenal dengan julukan pengantar pesan kematian. 

Beberapa theolopist dan penganut Celtic Christians bahkan percaya bahwa sosok Banshee adalah para “malaikat” yang jatuh dan terjebak di bumi. Tetapi yang menyebabkan Banshee dimunculkan sebagai sosok yang menakutkan mungkin ada kaitannya dengan perannya sebagai “dewi kematian’

Banyak ragam cerita yang memaparkan cara Banshee memberitakan kematian. Contoh yang paling sederhana adalah jika sesosok Banshee muncul di sebuah rumah seseorang maka salah seorang anggota keluarga di rumah tersebut diyakini akan meninggal dunia. Namun ada juga kepercayaan bahwa para Banshee memberi pertanda kematian dengan menyanyikan lagu berisi lirik-lirik kematian sendu pada keluarga tersebut, entah dinyanyikan oleh dia sendiri atau merasuk anggota keluarga berjenis kelamin wanita. 
Makhluk ini dipercaya memiliki kaitan erat dengan beberapa keluarga bangsawan Irlandia seperti O’Gradys, O’Neills, O’Briens, O’Connors serta Kavanagh. Jika ada anggota keluarga tersebut yang pergi jauh untuk suatu tugas atau berperang lalu meninggal, maka Banshee tersebut bakal memberitahu anggota keluarganya dengan menyanyikan lagu duka disekitar rumah. 


Biasanya mereka bernyanyi tepat pada saat orang itu meninggal, bahkan sebelum berita kematian dibuat dan disampaikan pihak berwenang. Jika sekelompok Banshee muncul secara bersamaan maka hal itu menandakan orang yang meninggal adalah pahlawan hebat atau orang suci. 

Uniknya nyanyian Banshee bakal berbeda-beda tergantung dari hubungan sang Banshee dengan orang yang meninggal atau keluarganya. 

Bila memiliki hubungan baik maka ia menyanyikan lagu bernada lembut untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. 
Tapi jika tidak menyukai keluarga atau orang yang meninggal tersebut, nyanyiannya (meski tetap sendu) terdengar bernada keras dan menyeramkan. Bahkan konon sang Banshee akan mengabarkan kematian orang yang tidak disukainya lewat jeritan yang mengerikan!! 

Ada juga kisah yang menyebutkan bahwa apabila seseorang meninggal akibat perang atau pertumpahan darah, selain menyanyi lagu maka Banshee akan muncul di sungai terdekat rumah anggota keluarga dari orang yang meninggal sambil mencuci jubah atau bajunya yang berlumuran darah. Menurut legendanya, apabila kita berpapasan dengan Banshee yang sedang membasuh baju kemudian menyapanya dengan sangat ramah maka kita akan mendapatkan kepercayaan mereka. 

Dengan begitu maka ia bakal memberitahu nama anggota keluarga yang akan meninggal nanti, maupun mengabulkan satu permohonan kita. Namun tidak mudah menyenangkan para Banshee karena mereka hanya menyukai orang-orang pintar, khususnya yang piawai dalam bermusik dan berpuisi. 

Terdapat beberapa versi cerita mengenai penampakan Banshee; kadang ia menampakan diri sebagai seorang wanita tua namun tidak jarang ia juga menjelma sebagai seorang wanita cantik. Biasanya ia muncul dengan mengenakan pakaian putih atau abu-abu dengan rambut yang panjang dan indah. Dalam berbagai mitos dijelaskan bahwa para Banshee sangat menyukai rambut mereka yang indah dan rajin menyisir rambutnya dengan sisir perak yang indah. 

Dalam dongeng tradisional Irlandia dipaparkan bahwa jika kita menemukan sisir yang nampak mahal dan indah tergelatak di jalan maupun di Ireland, kita dianjurkan untuk tidak boleh menyentuhnya apalagi untuk mengambilnya.
Pasalnya sisir yang tergeletak tersebut dipercaya disimpan secara sengaja oleh mereka, dan orang yang mengambilnya bakal dijahili atau diganggu terus oleh para Banshee. Meski tidak disebutkan bahwa gangguan mereka dapat berakibat fatal namun mereka bisa menyesatkan kita sehingga tidak dapat menemukan jalan untuk pulang. 


Sebagai bukti Banshee bukanlah sekedar isapan jepol atau imajinasi orang-orang Irlandia, sampai saat ini masyarakat Irlandia memiliki beberapa tempat khusus yang dipercaya sebagai tempat tinggal para Banshee. Misalnya sebuah kuil yang terletak di istana Dunluce yang dipercaya menjadi tempat tinggal Banshee yang terikat dengan keluarga O’Donnels. 

Keluarga O’Neills bahkan punya nama untuk Banshee mereka yaitu Maeveen. Ketika ada keluarga O’Neills yang meninggal, dikabarkan bahwa Maeveen akan muncul di kastil O’Neill dengan wujud seorang wanita tua dengan gaun putih yang sangat panjang. Bukti penampakkan Banshee tercatat di Dublin pada tanggal 6 Agustus 1801, ketika Lord Rossmore sebagai pimpinan pasukan militer Inggris di Irlandia meninggal. 

Sahabatnya yaitu Sir Jonah Barrington terbangun karena mendengar nyanyian yang berasal dari luar jendela. Setengah jam kemudian ia kembali mendengarkan suara lembut yang menyebut nama Rossmore sebanyak tiga kali,dan tepat pada saat itulah Lord Rossmore meninggal!! 


Karena peristiwa itu Sir Jonah Baringgton menyatakan bahwa kejadian tersebut sebagai pengalaman yang mengerikan dalam hidupnya. Dan untuk para staff di kediaman Rossmore, kejadian tersebut adalah bukti keberadaan Banshee.

Bagaimana bro, pengen dinyanyiin Banshee?

Rabu, 01 Juni 2011

Elizabeth Bathory Sang Pembunuh Berantai Terbesar Dalam Sejarah




Hari ini awal bulan berarti tanggal muda, itu artinya kita gajian! benar begitu bro..hehe, gimana kalau sebelum makan-makan diluar kamu sempat-sempatin dululah baca artikel dari aku, dijamin deh setelah ngebaca kamu bakalan lahap makannya(nggak janji), okey bro udah siap. Yuk kita langsung ke TKP.

Elizabeth Bathory, sebuah nama yang sangat melegenda hampir dipenjuru benua Eropa tidak terkecuali didunia. Dan Elizabeth dikenal sebagai  countess Hungaria dari keluarga Báthory. Keluarga ini diingat untuk pertahanan melawan Utsmaniyah. Ia terkenal sebagai pembunuh berantai dalam sejarah Hungaria dan Slowakia dan diingat sebagai Wanita Berdarah Csejte (kini ÄŒachtice)

Namun bukan karena legenda kecantikannya yang membuatnya terkenal tapi dikarenakan dia merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya. Ini adalah pencapaian rekor sebuah kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban tertinggi sepanjang sejarah umat manusia.

                             Lukisan Elizabeth Bathory Disaat Dirinya Berusia 25 Tahun
 
Kenapa Elizabeth Bathory sampai melakukan perbuatan sadis tersebut?. Apa yang menjadi motivasinya dalam melakukan pembunuhan berantai? 
 
Elizabeth Bathory lahir di Hungaria tahun 1560, kurang lebih 100 tahun setelah Vlad “The Impaler” Dracul meninggal. Kakek buyut Elizabeth Bathory adalah Prince Stephen Bathory yang merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Darcul ketika dia merebut kembali kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya.

Orangtua Elizabeth , Georges dan Anna adalah bangsawan kaya raya dan merupakan salah satu keluarga ningrat paling kaya di Hungaria saat itu. Keluarga besarnya juga terdiri dari orang-orang terpandang. Salah satu sepupunya adalah perdana menteri di Hungaria, seorang lagi adalah Kardinal. Bahkan pamannya, Stepehen kemudian menjadi Raja Polandia.

Namun keluarga Bathory memiliki “sisi” lainnya yg lebih “gelap” selain segala kekayaan dan popularitasnya. Disebutkan bahwa salah satu pamannya yang lain adalah seorang penganut Satanis dan penganut Paganisme sementara seorang sepupunya yg lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan kejahatan sexual.


Tahun 1575, di usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nadasdy yang 10 tahun lebih tua darinya. Karena suaminya berasal dari ningrat yg lebih rendah, maka Count Ferencz Nadasdy menggunakan nama Bathory dibelakangnya. 


Dengan demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Bathory dan tidak menjadi Nadasdy. Kedua pasangan tersebut kemudian tinggal di Kastil Csejthe, yang merupakan sebuah kastil di atas pegunungan dengan desa Csejhte yang ada dilembah dibawahnya. 

Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani ( Ottoman ). Ferencz kemudian menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran, bahkan dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan “Black Hero of Hungary”.

Elizabeth yang masih muda tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu ditinggal sang suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang melayaninya selama sang suami tidak berada di tempat. 

Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian kembali lagi dan suaminya memaafkannya. Tapi hal tersebut tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Yang cukup menghebohkan lagi Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya ,Countess Klara Bathory.

Elizabeth kemudian mulai terpengaruh dengan satanisme yg diajarkan oleh salah seorang pelayan terdekatnya yang bernama Dorothea Szentes yang biasa disebut Dorka. Karena pengaruh Dorka, Bathory mulai menyenangi kepuasan seksual lewat penyiksaan yang dilakukannya terhadap pelayan-pelayan lainnya yang masih muda.


Selain Dorka, Elizabeth juga dibantu beberapa pelayan terdekatnya yaitu : suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan wanita bernama Anna Darvula, yang merangkap sebagai kekasih Elizabeth.

Bersama para kekasih dan pelayan-pelayannya tersebut, Elizabeth merubah kastil Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para gadis-gadis muda yang jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.


Pada tahun 1600, suaminya Count Ferencz Nadasdy meninggal dunia bukan dalam pertempuran tapi karena sakit yang dideritanya dan dimasa itulah “Era Teror” sesungguhnya dimulai. 
Memasuki usia 40 tahunan Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya sudah mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput yang sebenarnya lumrah di usia tersebut. Tapi karena Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya.

Suatu saat dengan tidak sengaja seorang pelayaan wanita yang sedang menyisir rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras. Elizabeth yang marah kemudian menampar gadis malang tersebut. Darah memancar dari hidung gadis tersebut dan mengenai telapak tangan Elizabeth. Saat itu Elizabeth disebutkan “menduga dan percaya” bahwa darah gadis muda tersebut memancarkan cahaya kemudaan mereka. 


Serta merta dia memerintahkan dua orang pelayannya , Johannes Ujvari dan Dorka menelanjangi gadis tersebut, kemudian menarik tangannya keatas bak mandi dan memotong urat nadinya. Ketika si gadis meninggal kehabisan darah, Elizabeth segera mesuk kedalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah. 

Benarkah dia menemukan apa yang diyakininya sebagai “Rahasia Awet Muda”?

Ketika semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa sekitarnya untuk menjadi pelayan di Kastilnya. Dan nasib mereka semuanya sama , diikat diatas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi tersebut. 

Elizabeth seringkali berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan gadis yg jadi korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas. Sesekali Elizabeth bahkan meminum darah para gadis tersebut untuk mendapatkan “INNER BEAUTY”.


Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa tersebut masih kurang baginya. Demi mendapat darah yang lebih “berkualitas”, Elizabeth kemudian mengincar darah para gadis bangsawan rendahan. Dia kemudian melakukan banyak penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan untuk dijadikan korbannya.
 
Namun hal tersebut yang justru menjadi bumerang bagi Elizabeth Bathory, karena hilangnya gadis-gadis bangsawan dengan cepat mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh hingga Raja sendiri. 

Tanggal 30 Desember 1610, sepasukan tentara dibawah pimpinan György Thurzó, yang  merupakan  sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Kastil Csejthe di malam hari. Mereka semua terkejut dan terhenyak melihat pemandangan yang mereka temukan di dalam kastil tersebut. 

Mayat seorang gadis yang pucat kehabisan darah tergeletak diatas meja makan, dan seorang gadis lagi yang masih hidup namun sekarat ditemuka terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah. 
Dibagian penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran untuk dibunuh. Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk.

Selama pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611 sekurangnya 650 daftar nama korban-korbannya didapat berdasarkan laporan dari berbagai pihak. Mulai dari keluarga-keluarga petani hingga keluarga-keluarga bangsawan. 

Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan di pengadilan untuk diadili secara langsung.
Hanya ke empat pelayannya yang diadili dan kemudian dihukum mati. Namun Elizabeth mendapatkan hukumannya juga. Raja Hungaria memerintahkan Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Kastil Csejthe selama sisa hidupnya. 

Para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang kecil yang digunakan untuk memasukan makanan dan minuman sehari-sehari.

Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth di-isolasi dengan tembok di kamaranya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yang disajikan untuk Elizabeth tidak disentuh selama seharian. 

Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah di lantai. Elizabeth Bathory ” The Blood Countess ” telah meninggal di usia 54 tahun pada 21 Agustus 1614 .

Sebuah kisah tragis dari seorang bangsawan ningrat yang melakukan pembunuhan berantai tersadis yang pernah ada dimuka bumi ini. Bahkan Vlad Dracul sendiri tidak pernah berkubang dalam darah atau meminum darah orang yang dibunuhnya. Oleh sebab itu julukan “Vampir” sebenarnya lebih cocok ditujukan kepada Elizabeth Bathory.


Apa yang kita dapat dari cerita ini, membuktikan bahwa hanya karena nafsu, manusia akan menghalalkan segala cara demi mencapai impiannya dan bahkan melebihi bisikan iblis itu sendiri.

Gimana bro, cukup puas dengan kisah diatas, kalau belum beararti kamu ada bakat jadi Elizabeth selanjutnya..hehe

Sumber : wikipedia,  thatbest

Senin, 30 Mei 2011

Legenda Kapal Hantu The Flying Dutchman.



Salam jumpa bro, ketemu lagi kita di blog the-xfile, gimana kabarnya baek ya, seep, nah sekarang aku mau nulis cerita legenda yang cukup mendunia dan sering menjadi inspirasi buat pembuatan film-film box ofice apa lagi kalau kalau bukan Legenda Kapal Hantu Flying Dutchman.okey bro baeknya kita langsung aja mengarungi ceritanya ya.

Kisah Kapal Hantu Flying Dutchman ini merupakan salah satu kisah yang sangat terkenal dan telah melegenda di seluruh dunia . Sudah banyak buku ditulis dengan mengangkat cerita legenda ini, bahkan dalam film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At World’s End (2007) kapal hantu ini juga ikut dimunculkan.


Tapi, entah nyata atau tidaknya kisah ini namun banyak orang juga belum tahu, atau mungkin masih sama dengan legenda-legenda lainnya yang dianggap hanya sebatas cerita karangan/dongeng turun-temurun.
Menurut cerita rakyat, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorot cahaya redup. 

Banyak versi dari cerita ini. Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain mengclaim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer. Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).
 
Beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa pada abad 17 seorang kapten Belanda bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam” atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Holland ke pulau Jawa dengan kecepatan luar biasa. Ia dicurigai meminta bantuan iblis untuk mencapai kecepatan tadi. 

Namun ditengah pelayarannya menuju Cape of God Hope tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan . Tetapi sang kapten tidak mau, lalu dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba -tiba badai menghantam kapal itu sehingga mereka kalah melawan alam. 


Dan terkutuklah selama-lamanya Sang Kapten bersama para anak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya. Konon, Kapal tersebut dikutuk untuk melayari 7 samudera sampai akhir zaman. lalu cerita itu menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.

Sumber lain juga menyebutkan munculnya penyakit berbahaya di kalangan awak kapal sehingga mereka tidak diijinkan untuk berlabuh dipelabuhan manapun . Sejak itu, kapal dan awaknya dihukum untuk selalu berlayar, tidak pernah berlabuh ataupun menepi. Menurut beberapa versi, ini terjadi pada tahun 1641, yang lain menebak tahun 1680 atau 1729. 


Terneuzen (Belanda) disebut sebagai rumah sang legenda Flying Dutchman, Van der Decken, seorang kapten yang mengutuk Tuhan dan telah dihukum untuk mengarungi lautan selamanya, telah diceritakan dalam novel karya Frederick Marryat – The Phantom Ship dan Richard Wagner opera. 


Banyak saksi yang mengaku telah melihat kapal hantu ini. Pada tahun 1939 kapal ini terlihat di Mulkzenberg. Pada tahun 1941 seklompok orang di pantai Glencairn menyaksikan kapal berlayar yang tiba – tiba lenyap ketika akan menubruk batu karang. 

Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942. Bahkan ada suatu catatan kisah tentang pelayaran Christoper Columbus, waktu itu awak kapal Columbus melihat kapal terkatung katung dengan layar mengembang. setelah itu awak yang pertama melihat langsung tewas seketika.


Mitos akhir-akhir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern itu akan tenggelam dan juga akan celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan. 


Selama berabad – abad, legenda The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis. Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Pantom Ship (1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini. Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott juga tertarik mengangkat legenda ini.

Istilah Flying Dutchman juga dipakai untuk julukan beberapa atlet sepakbola, terutama para pemain ternama asal Belanda. Ironisnya, bintang veteran negeri Orange, Dennis Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman. 


Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan :


1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.

1835 : Dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.

1881 : Tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.

1879 : Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.

1939 : kapal ini terlihat di Mulkzenberg , beberapa orang yang menyaksikannya terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang.

1941 : Beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu karang dan terpecah belah , namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP , tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.

1942 : Empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian menghilang.Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di dalam catatan hariannya.

1942 : Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942.

1959 : Awak kapal Straat Magelhaen kembali melaporakan melihat sebuah kapal misterius yang terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan teleskopnya.


Jadi Menurut cerita dongeng nya tuh bro, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus terus mengarungi "tujuh lautan" selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari jauh, kadang-kadang disinari dengan cahaya hantu.


Gimana bro, masih penasaran sama the flying dutchman, kalau masih coba aja deh nyemplung kelaut bebas, siapa tau bisa ketemu....hehe.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons